HOME STUAN PNFI PAUD KEAKSARAAN KESETARAAN LIFE SKILL DOWNLOAD

Kamis, 28 Agustus 2008

KELOMPOK BELAJAR USAHA "RENGGENING SINGKONG"

KELOMPOK BINAAN SKB

Wirausaha bisa dimulai dengan sangat awal dan sederhana, yakni dengan KERJA. Jangan muluk-muluk potensi kita apa, kita kembangkan.

KERJA adalah Ibadah, kebanggaan, kehormatan, awal dari rasa senang, ur

usan perut, kebutuhan keluarga, laku topo sementara untuk mendapatkan kebahagiaan nanti, pengabdian kepada diri sendiri, Negara dan Tuhan.

Jika ingin bekerja

atau mendapatkan pekerjaan “Harus Berani Keluar Dari Kebiasaan”. Nurani kita apa, kita kembangkan dan kita kerjakan. Tinggalkan masa lalu yang tidak prestatip, temukan apa yang salah dalam diri kamu dan betulkan sekarang juga.

Kiat di atas adalah hasil wawancari kami dengan pemilik usaha Renggiang Singkong,yang kini pemasarannya sudah menjarah sampai di Kab. Pekalongan dan Kota Pekalongan. Mbak Aroh Namanya, membentuk usaha ini setelah mendapat pelatihan, dan dukungan permodalan serta dukungan manajemen dari SKB Pekalongan lewat dana Life Skill tahun 2003.

Kelompok usahanya bernama “Rejeki muncul” yang beranggotakan 5 orang, omzet produksi tiap harinya mencapai 500 bungkus, tiap bungkusnya dijual Rp. 1.500,- = Rp. 750.000,-. Setelah dikurangi dengan modal bahan baku dan tenaga, tiap harinya keluar uang Rp. 550.000,-, maka laba uyang di dapat tiap hari Rp. 200.000,-

Tempat usahanya tepat di jantung kabupaten pekalongan, yang notabene sebagai daerah penghasil singkong. Tiap bulannya singkong di daerah ini mencapai 100 ton, dan harga tiap kg rata-rata Rp. 400,-. Bayangkan Jika singkong ini hanya dijual mentah saja maka tidak memiliki nilai tambah-apa-apa.

Dengan adanya dana life skill SKB Pekalongan mengadakan pendampingan kelompok ini, selama satu tahun. Pendampingan diberikan pada saat pembelajaran sampai dengan warga belajar mandiri atau bekerja. Bentuk pendampingannya adalah sebagai berikut :

1. Bantuan Permodalan

Yakni dengan memberikan bantuan modal kepada WB untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha dengan anggota 5 orang.

2. Bantuan manajemen

Yakni memberikan fasilitas berupa konsultasi dan saran manjerial kepada WB dalam mengelola usahanya agar menjadi lebih besar, contoh yang telah diberikan adalah Cara-cara pengelolaan usaha dan administrasi usaha secara benar dan trasnparan ( ada 8 bentuk administrasi ).

3. Bantuan Pengembangan usaha/Kewirausahaan

Yakni memberikan fasilitas berupa bantuan material maupun non material yang dapat menunjang warga belajar dalam mengembangkan usahanya. Contohnya; Bantuan mesin penggiling singkong.

4. Bantuan Pemasaran

Yakni memberikan bantuan penjualan hasil produksi dan mencarikan order pemasaran bagi warga belajar. Juga memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk memperluas pemasaran di daerah sekitarnya.

Kiat sukses kelompok “Rejeki muncul” ini adalah :

1. PENGELOLAAN USAHA

Yang dilakukan kelompok ini dalam mengelola usaha adalah :

a. Pengelolaan Modal; (1) modal diperoleh dari menabung, meminjam Bank, Bantuan pemerintah, dan mencari mitra usaha.

b. Pengelolaan Tenaga; (1) Pilih tenaga sesuai dengan kebutuhan, (2) Pilih tenaga yang kemampuannya dapat diandalkan.

c. Pengembangan usaha; (1) meningkatkan hasil produksi sesuai dengan permintaan pasar (2) memperluas lokasi pemasaran (3) mencari pemasaran di daerah lain, (4) mengembangkan bentuk usaha baru, (5) bentuk usaha yang lama diperbaharui

2. PEMASARAN

Cara Pemasaran hasil usaha dilakukan ; (1) lewat Promosi, (2) pengepakan / pengemasan hasil usaha, (3) mempunyai penyalur, (4) menjaga kualitas. (su7ud m.)

Pemanfaatan ICT untuk pendataan dan pembelajaran PNF di SKB

Oleh Drs. Sujud Marwotosun

ICT Untuk pendataan

Kalau kita bicara tentang data, maka sampai saat ini SKB memiliki kelemahan yang sangat vital berkaitan dengan sistem pendataan, penyimpanan, pengolahan dan penyampaian kepada yang membutuhkan.

Globalisasi yang telah berjalan harus diimbangi dengan perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan yang jelas. Proses itu hanya dapat diambil jika data yang telah diperoleh akurat, konsisten solid, dan akuntabel. Salah satu teknologi yang bisa di manfaatkan adalah kemajuan teknologi di bidang komunikasi dan informasi atau yang lebih di kenal dengan ICT (Information and Communication Technology). Dengan memanfaatkan teknologi ini diharapkan ICT sebagai alat dan media pengolahan, penyimpanan, dan penyampaian data/informasi. Dengan ICT diharapkan SKB dapat mengikuti perkembangan dunia yang semakin cepat dan komplek.

Sebagai lembaga yang ada ditingkat paling bawah, maka SKB memiliki tanggungjawab dalam entri data ditingkat Desa. Untuk dapat mengakses dan mengirim data maka SKB perlu memiliki kapasitas dibidang ICT, baik dalam asfek infrastruktur, sarana dan prasarana, aplikasi maupun sumber daya manusia.

SKB sebagai Data Center, perlu memiliki sistem dan peralatan ICT seperti yang diuraikan di atas. Sehingga nantinya SKB dapat meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan fungsi pendataan.

Gambaran ICT untuk Pendataan

ICT ini menggunakan internet yang bisa diakses langsung oleh SKB, PKBM, dan Dinas Pendidikan. BPPLSP Reg. III sebagai Informasi Center yang memuat berbagai data SKB dan PKBM maupun Dinas Pendidikan. BPPLSP memiliki akses untuk mengontrol segala aktivitas SKB dan PKBM. Sedangkan SKB Sebagai Data Center memiliki akses langsung untuk mengisi berbagai data dan informasi di WEB ini sesuai yang telah disediakan. Sebagai data center SKB memiliki tugas memasok kebutuhan data kepada BPPLSP, Dinas Pendidikan maupun Ditjen PLS. Ditjen PLS di jakarta sebagai Policy Center, yang memiliki kebijakan secara makro dalam bidang Pendidikan Non Formal di Indonesia. Ditjen PLS sebagai lembaga paling atas yang akan membangun sistem informasi manajemen pendidikan non formal dalam rangka menghasilkan berbagai laporan dan statistik dengan data yang akurat, konsisten solid, dan akuntabel.

Tugas SKB ; (1) Membangun sistem informasi PNF, (2) Mengadakan peralatan ICT yang berupa Komputer dan Jaringannya, (3) Menentukan PKBM yang menjadi mitra dalam pengembangan ICT PNF, (4) Membimbing PKBM dalam menyelenggarakan program ICT PNF, (5) Identifikasi Sasaran Garap Program PNF, (6) Memasok kebutuhan data kepada BPPLSP, Dinas Pendidikan, dan Ditjen PLS.

Tugas dan fungsi BPPLSP Reg. III ; (1) Sebagai Pusat Informasi ( Information Center ) yang memberi segala informasi teknis dan non teknis yang diperlukan oleh SKB, (2) Merancang dan melaksanakan program pelatihan ICT PNF, (3) Memberikan bimbingan teknis ke SKB dan PKBM secara berkala, (4) Melaksanaan SPEM ke SKB dan PKBM.

Tugas dan Fungsi Ditjen PLS ; (1) Sebagai Policy Center yang Mensubsidi pengadaan peralatan ICT berupa komputer dan jaringannya, (2) Memberikan bimbingan kepada BPPLSP, BPKB, SKB dan PKBM perihal pelaksanaan ICT PNF, (3) Melakukan SPEM pelaksanaan kegiatan

ICT Untuk Pembelajaran

Situs belajar dan mengajar dengan menggunakan web dan internet sebenarnya bukanlah barang baru, bukan juga ide ataupun pemikiran baru. Konsepsi dan jargon yang bernama WBT (web based training), e-Learn

ing, web based teaching and learning, web based distance education, dsb. telah bertebaran sejak era 15 tahun yang lalu di seluruh pelosok Internet. Situs belajar mengajar (penulis menyebut dengan e-Learning) telah bermunculan dari yang gratis maupun yang komersial. Situs e-Learning komersial berkembang maju dan berlanjut, sedangkan situs e-Learning gratis banyak yang terhenti di tengah jalan, dengan alasan klasik yaitu masalah keuangan, karena kerja volunter, sekedar hobi, tidak diurus secara professional, dsb. Situs e-Learning gratis terus menurun jumlahnya, mungkin saat ini sudah sulit kita jumpai situs e-Learning gratis di Indonesia yang masih terkelola dengan baik. Jadi pengertian e-Learning adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dan internet untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Proses Belajar e-Learning

(1) berbasis teknologi namun berorientasi peadagogis, (2) adalah proses social yang harus dapat memfasilitasi interaksi dan kolaborasi antar manusia (3)berbasis pada kemudahan akses internet terhadap sumber-sumber belajar, (4) penggunaan teknologi multimedia seperti film, audio, dan teks dalam e-Learning akan memperkaya kontens, (5) berakibat pada perubahan organisasi dan pelatihan guru dan tutor.

Penulis mencoba mensarikan berbagai pemikiran dan konsep yang digunakan dalam manajemen situs e-Learning :

1. Melakukan survey, menyusun agenda umum, rencana ke depan, situs mana yang cocok untuk anak didik kita.

2. Mencari tema dan materi terpadu dan komprehensif, materi dicari yang semenarik mungkin.

3. Pikirkan strategi untuk mendapatkan pemasukan e-Learning dari dalam dan luar negeri

4. Harus ada satu atau dua orang yang berkonsentrasi untuk mengelola, mengkoordinir dan mendapatkan e-Learning

5. Manajemen yang baik terhadap e-Learning akan membawa manfaat yang sangat besar terhadap keberhasilan dan pengetahuan anak didik.

Tiada keberhasilan tanpa kerja keras. Disamping mimpi, konsepsi dan gagasan, dituntut juga jiwa pioner, berani berkorban dan kerja keras dalam mengimplementasikan hal-hal diatas. Penulis yakin bahwa perjuangan mengembangkan e-Learning akan berefek ganda : Bagi Warga Belajar merupakan wadah dalam belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan, Bagi Tutor bisa sebagai saluran menuangkan ekspresi diri, mengembangkan kompetensi inti keilmuan. Sedangkan ICT sebagai teknologi untuk pendataan akan memiliki dampak yang luar biasa dimana informasi akan di peroleh dengan mudah, cepat, tepat dan akurat untuk diakses oleh semua pihak yang berkepentingan seperti Direktorat PLS, BP-PLSP, BPKB, SKB, PKBM, instansi lain yang terkait dan juga warga belajar.

Rabu, 27 Agustus 2008

HANDICRAFT BATOK KELAPA DAN CARA PEMBUATAN

 

Ada 6 Kompetensi yang harus dikuasai jika ingin membuat handicraft yang baik dan bermutu,

keenam kompetensi tersebut adalah :thumbs_down

1. PENCETAKAN BAHAN

2. PENEMPELAN BAHAN

3. PERAJUTAN

4. PENEPUNGAN

5. PEMASANGAN DALEMAN

6. PASANG TALI

Sebelum kita melangkah untuk penjelasan pembuatan handicraft Batok Kelapa ( Tempurung Kelapa) sebaiknya kita mengenal bahan dan alat-alat yang digunakan terlebih dahulu, yakni :

Bahan-bahan :

1.Batok kelapa PIC_0008

2.Kain Keras

PIC_0044

3.Spon 

4.Puring

5.Resleting

6.Benang nilon

8.Mote

9.Jarum Jahit

10.Lem Aibon

11.Selang Plastik 

12.Kancing Magnet

13.Busa lapis

Alat-Alat :

1.BOR DUDUK

2.PISAU CETAK PIC_0025

3.CARTER

4.GUNTING

5.SOLDIER

6.PENGGARIS KAYU

7.JANGKA SORONG

Penjelasan 6 kompetensi Pembuatan handicraft:thumbs_up

A. PENCETAKAN BAHAN,

1. PERALATAN PENCETAKAN , Bor duduk yang sudah dimodifikasi, Pembuatan Pisau Untuk bikin cetakan tali kancing , BAHAN :  Batok kering

    kelapa tua,     Batok kering kelapa muda

2. Cara Pencetakan, Memilih bahan baku yang sudah kering untuk menghindari keluarnya jamur, Batok di taruh di atas tatakan, terus kita

    pegang alat bor, kita naik-turunkan pencetakan, Pisau digunakan untuk membuat lubang dan membersihkan, Bor yang sudah ada pisaunya

    kita naik turunkan untuk membuat pencetakan

3. Untuk pencetakan dengan lubang kecil menggunakan pisau kecil, Untuk pencetakan dengan lubang besar menggunakan piau besar

4. Perawatan pisau selalu dijaga agar ketajaman pisau maxsimal

5. Penggunaan 3-4 jam pisau di asah, agar selalu tajam dan menghasilkan pencetakan yang bagus.

6. Setelah pencetakan selesai ditempatkan di Box plastik.

7. hasil pencetakan bulat kecil-kecil dengan lubang ditengahnya

 KWD_HAN (5)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.PENEMPELAN BAHAN,

1.BAHAN : (a). Kain Keras, (b). Lem Keras ( Aica Ibon ), (c) Penggaris kayu, (d) Benang, (e) Jarum, (f) Mote, (g). Gunting/carter

 

CARA PENEMPELAN BAHAN

  1. Pemasangan kain keras sesuai dengan pola
  2. Bahan cetakan kita tempelkan di atas kain keras yang sudah di kasih lem
  3. Kita tempelkan satu persatu sesuai dengan pola motif
  4. Jika membuat barang/tas yang besar, tas yang kotak, dompet kain keras diganti dengan spon

PIC_0005 PIC_0002

 

C. PERAJUTAN

  1. BAHAN : Benang Nilon dan Mote
  2. Merajut Kancing yang sudah ditempel di atas kain keras atau spon.
  3. Merajut satu persatu dengan arah lajur benang horizontal dan silang ( miring kekiri dan ke kanan)
  4. Selanjutnya dipasang mote, caranya mote kita masukan dulu ke dalam jarum yang sudah dikasih benang, lalu jarum kita masukan ke tiap-tiap lubang, kancing tengah satu-persatu sampai penuh.

 

KWD_HAN (6)

 

 

 

 

 

 

 

 

D. PENEPUNGAN

1.Caranya :

  • Tiap sisi kita gabungkan sesuai dengan pola yang telah di buat, dengan cara menggunting
  • Kita potong atau kita buang kain keras yang tidak terajut
  • Setelah perakitan/penepungan maka kita rajut lagi dengan benang nylon

 

KWD_HAN (7)

 

 

 

 

 

 

 

 

E. PEMASANGAN DALEMAN

  • BAHAN
  • KAIN BUSA TIPIS
  • RESLETING
  • KAIN KERAS
  • KAIN PURING
  • BENANG

    CARA PEMASANGAN DALEMAN

  • Bahan tersebut kita jahit untuk mengisi daleman sesuai dengan pola yang telah kita buat
  • Hasil daleman kita masukan ke dalam pola luar, terus kita jahit.
  • Resleting kita jahit ke sisi atas kancing

PIC_0010

PIC_0012

 F. PASANG TALI

Sebelum dipasang tali bahan cetakan kita haluskan, kita amplas supaya halus dan simetris.

CARA PASANG TALI :

  1. Cetakan tali kita masukan ke dalam tempat yang sudah disediakan
  2. Kita lakukan dengan alat bor yang sudah dikasih alat untuk mengamplas
  3. Lama pengamplasan kurang lebih 10 menit
  4. Cetakan tali kita masukan ke dalam tempat yang sudah disediakan
  5. Kita lakukan dengan alat bor yang sudah dikasih alat untuk mengamplas
  6. Lama pengamplasan kurang lebih 10 menit
  7. Penguncian selang, dengan soldier listrik kita soldier ujung tali selang, agar tali menjadi kuat.

 

KWD_HAN (10)

 

 

 

 

 

 

 

 

AKHIRNYA JADILAH TAS HANDICRAF SEPERTI INI :

PIC_0049

PIC_0057

 

 

 

 

 

 

 

 

PIC_0052

Minggu, 24 Agustus 2008

UP GRADING HIMPAUDI

Upaya meningkatkan kinerja Pengurus

Disadari bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas anak di Kabupeten Pekalongan melalui pelayanan pendidikan anak usia dini (PAUD) diperlukan usaha bersama dengan melibatkan berbagai pihak untuk bersinergi dalam penyelenggaraan upaya perluasan layanan dan peningkatan mutu PAUD.

Pembentukan Himpaudi ( Himpunan Pendidik Anak Usia Dini ) yang telah dicanangkan sejak Nopember 2006, merupakan perhatian sekaligus komitmen para pendidik untuk memenuhi hak-hak anak dalam mendapatkan pendidikan sedini mungkin.

Setahun lebih setelah HIMPAUDI berdiri dirasa perlu untuk mengadakan Upgrade antar pengurus agar organisasi tetap berjalan sesuai dengan cita-cita yang diharapkan. Dijelaskan oleh Ketua Himpaudi Kab. Pekalongan Sukayati, S. Pd. bahwa up grading ini diikuti oleh 18 pengurus.

Disamping ada beberapa pergantian, pergeseran pengurus, karena sesuatu hal, up grading kali ini para peserta juga mendapatkan materi penyegaran tentang organisasi dan manjemen. Materi yang diberikan adalah : prinsip dasar organisasi, kepeminpinan, mengelola kesekretariatan dan keuangan, menata rapat, memimpin rapat, pengambilan keputusan dan musyawarah.

Hasil Up Grading tentang kepengurusan HIMPAUDI Kab. Pekalongan periode 2006-2009 dengan Ketua Sukayati, S. Pd., Wk. Ketua Ummi Hanik, A. Ma. Pd., Sekretaris I Ratna Sulistyarini., Sek II Musrifoh, Bendahara Awaliani K.M. S. Ag., dan Mundiroh, A. Ma. Pd., Bidang organisasi Musyarofah, S. Pd., Maslikhah, Drs Purnomo, Bidang Penelitian dan pengembangan Tatik Indanah, S. Ag., Yulianan Widi A, S. Ag., Muh. Riskon, Bidang Humas dan Kerjasama Siti Rondiah, Eni Rohaeni, Nurjanah, Bidang Kesra, Sosial dan Ekonomi Cicik Nursilowati, A. Ma. Pd., Sri Muaenah, Annisa Yusuf. (su7ud)

DUNIA KEAKSARAAN FUNGSIONAL

GERAKAN PERCEPATAN DESA TUNTAS BUTA AKSARA

DI KABUPATEN PEKALONGAN

Tahun 2006 ini ditingkat nasional maupun ditingkat propinsi dan kabupaten/kota dilaksanakan kegiatan sosialisasi Gerakan Desa Tuantas Buata Aksara. Kegiatan sosialisasi ini didasarkan pada instruksi presiden nomor 5 tahun 2006 tentang gerakan nasioal percepatan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pemberantasan buta aksara, dan keberanian pemerintah kabupaten pekalongan bahwa akhir tahun 2008 sudah tuntas buta aksara.

Sebagai kegiatan monumental pada hari Sabtu tanggal 9 September 2006 Bupati Pekalongan Hj. Siti Qomariyah, M.A mencanangkan Pelaksanaan Gerakan Percepat Desa Tuntas Buta Akasara, dengan tema terwujudnya pelayanan pendidikan non formal dan pencerdasan warga di kabupaten pekalongan.

Oleh Drs. H. Umaidi, M.Si kepala dinas pendidikan kabupaten pekalongan, ditekankan semua komponen program percepatan tuntas buata aksara ( warga belajar, tutor, sapras yang ada di masyarakat, penyelenggara, bahan belajar, waktu belajar ) harus terlibat secara total dalam rangka menghidupkan kelompok belajarnya.

Tahapan Percepatan

Tahapan aksi penuntasan buta aksara diawali dengan tahap persiapan : (1) rakor tingkat propinsi tanggal 12-13 Juli 2005 di Bandungan tentang penjelasan gerakan desa tuntas buta aksara, (2) terus dilakukan pendataan di kabupaten pekalongan di mulai bulan Agustus – Nopember 2005 lewat PLS dan TLD, diperoleh jumlah buta aksara di kabupaten pekalongan tahun 2006 usia 15-44 tahun sebanyak 16.000 orang, (3)

Tahap Pelaksanaan : (1) Sosialisasi gerakan desa tuntas buata aksara kepada Ka. UPTD, PLS, TLD, Pamong belajar se Kab. Pekalongan tanggal 14 Desember 2005 di Kec. Wonokerto, (2) Identifikasi warga belajar dan tutor yang dapat dibentuk kelompok belajar dilaksanakan bulan Maret – Agustus 2006, (3) Sosialisasi kepada tim koordinasi tingkat kabupaten tanggal 19 September 2006, (4) pembelajaran di Mulai Juli 2006 s.d Desember 2006.

Tahap Moitoring : (1) menugaskan tim koordinasi gerakan desa tuntas tingkat kabupaten sesuai daerah binaannya, (2) mengadakan apel buta aksara setiap tanggal 17 di Aula dinas pendidikan, untuk mengetahui perkembangan, permasalahan dan solusi di lapangan, (3) evaluasi, dilaksanakan oleh masing-masing tutor untuk mengetahui kemajuan belajar.

Tindak Lanjut : (1) tahun 2007 dn 2008 dilanjutkan tahap pembinaan dan pelestarian, (2) membuka taman bacaan masyarakat ( TBM ) agar warga belajar tidak buta huruf kembali.

 

TAHUN

JUMLAH SASARAN

TAHAP I PEMBERANTASAN

TAHAP II
PEMBINAAN

TAHAP III PELESTARIAN

TUNTAS

2006

16.000

6.340

530

340

 

2007

15.660

8.790

6.340

530

 

2008

15.130

 

8.790

6.340

(sumber : Makalah Drs. H. Umaidi, M.Si., dalam rakor Tim Koordinasi TBA)

Setelah pembelajaran pada setiap kelompok belajar berhasil dilaksnakan, maka hal-hal yang perlu ditindaklanjuti adalah mengintensifkan program jarring dan garap, meningkatkan budaya baca melalui penyediaan Taman Bacaan Masyarakat ( TBM ) di setiap kejar/desa yang strategis, menerpakan kemampuan calistung dalam kehidupan sehari-hari, melalui kegiatan lomba maupun pertemuan kelompok belajar. (su7ud)

APAKAH PAUD ITU????

PAUD ADALAH :

“Pendidikan anak usia dini adalah upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0 – 6 tahun dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.”

Baik melalui jalur Formal maupun Non – Formal.

Pentingnya PAUD

Usia dini (0 – 6 tahun) adalah emas. Karena anak mengalami lompatan perkembangan. Dan merupakan saat yang tepat untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya. Perkembangan otak manusia, 50 % dicapai hingga usia 4 tahun, 80 % hingga usia 8 tahun, 100 % dicapai hingga usia 18 tahun. Masa kanak – kanak merupakan masa penanaman dasar kepribadian yang akan terbangun untuk sepanjang usianya. Tidak ada pengalaman anak yang hilang. Melainkan hanya tertutupi.

Pengertian PAUD

Menurut UU nomor 21 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menyadari pentingnya pendidikan sejak dini bagi anak maka melalui keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 015/ 2001 tanggal 19 April 2001 dibentuklah Direktorat Pendidikan Anak Dini

Usia (PADU), dibawah Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Departemen Pendidikan Nasional.

Mengapa Perlu Ada HIMPAUDI ?

Menyadari bahwa anak merupakan penentu masa depan bangsa. Disatu sisi anak berada dalam tahap kritis pembentukan kepribadian dan perkembangan manusia dan disisi lain anak memiliki potensi yang beragam sesuai dengan tapahan perkembangannya.

Sekarang dan masa depan merupakan hak anak untuk mendapatkan stimulasi yang imajinatif dan kreatif serta merupakan haknya pula untuk diberi kesempatan memilih. Proses pemberdayaan anak ini bertumpu pada kreativitas orang dewasa, sehinga pola pikir orang dewasa dalam memenuhi hak anak didasarkan atas kepentingan terbaik anak.

Pendidikan anak usia dini sebagai upaya untuk mencipatakan sumber daya manusia yang bermutu merupakan tahapan kegiatan yang sangat strategis, yang dilakukan secara bertahap dan sistematik dan menjadi tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, dengan lebih menitikberatkan pada partisipasi.

Bahwasanya pendidikan adalah hak dan kewajiban setiap orang. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan manusia. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, diperlukan upaya pengembangan pendidikan anak usia dini. Profesi pendidik dan tenaga kependidikan adalah suatu bidang keahlian yang bertanggung jawab untuk mewujudkan cita – cita tersebut.

Akhirnya, pada tanggal 31 Agustus 2005, bertempat di Batu Malang Jawa Timur, dibentuklah organisasi profesi Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Tingkat Pusat, untuk turut serta membangun manusia Indonesia agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang bertanggung jawab. Dan di Propinsi Jawa Tengah, HIMPAUDI dideklarasikan di Semarang pada tanggal 9 Februari 2006. Sedangkan di Kabupaten Pekalongan HIMPAUDI dideklarasikan pada hari Sabtu, 25 Nopember 2006 bertempat di Aula Dinas Pendidikan Pekalongan.

Tujuan HIMPAUDI

Himpaudi bertujuan untuk :

1. Menampung, memperjuangkan dan mewujudkan aspirasi para penyelenggara, pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini yang menjadi anggotanya.

2. Meningkatkan profesionalisme dalam pelaksanaan PAUD.

3. Sebagai sarana untuk pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Membantu anak usia dini untuk pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal.

5. Mensosialisasikan pentingnya PAUD yang berkualitas kepada semua lapisan masyarakat.

6. Menyiapkan generasi yang berkualitas untuk membangun Bangsa dan Negara.

Fungsi HIMPAUDI

HIMPAUDI berfungsi untuk :

1. Mempersatukan para pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini di Indonesia.

2. Meningkatkan kualitas anak usia dini.

3. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak – pihak terkait.

Keanggotaan HIMPAUDI

Yang menjadi anggota HIMPAUDI adalah para pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini.

HIMPAUDI merupakan mitra independent dari Direktorat PAUD dan Dinas Pendididikan, selain itu HIMPAUDI juga bermitra dengan PMPTK – PTKPNF

(Pendidik dan Tenaga Kependidikan - Pendidikan Non – Formal) yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dan pelatihanan pendidik PAUD jalur Non – Formal. Dan kini telah hadir progam HARLINDUNG (Penghargaan dan Perlindungan) bagi pendidik dan tenaga kependidikan AUD, fungsinya adalah memberikan perlindungan hokum dan profesi bagi PTKPNF. Di Jawa Tengah berpusat di Badan Konsultasi Hukum (BKH) Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang.

HIMPAUDI sebagai mitra dapat berperan aktif dalam ikut mensukseskan perluasan pelayanan PAUD (target 2009, 35 % AUD telah terlayani), sebagai penyangga terdepan bagi terwujudnya PAUD yang murah, mudah dan berkualitas, mewujudkan PAUD yang akuntabel dan trasparant sehingga memiliki citra positif, serta ikut mendukung pendataan layanan PAUD di masyarakat.

Dan khusus di Jawa Tengah, Himpaudi Kab. Pekalongan mendukung GERAKAN 1000 POS PAUD yang telah dicanangkan oleh Bapak Gubernur pada Puncak HAN TINGKAT JAWA TENGAH, yang mana penyelenggaraannya bermitra dengan DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, TP.PKK, BKKBN, BIRO PEMBERDAYAAN PERUMPUAN, DINAS KESEHATAN, BAPERMAS.

Struktur Organisasi 2006 – 2009 HIMPAUDI Kabupaten Pekalongan.

Pembina/ Penasehat :

Kepala Dinas Pendidikan Kab. Pekalongan

Ketua TIM Penggerak PKK Kab. Pekalongan

Kepala Dinas Kesehatan Kab. Pekalongan

Kepala Bidang PLS – BUD GM OR KES

Ketua Umum : Sukayati, S. Pd

Wakil Ketua : Ummi Hanik, A.Md.Pd

Sekretaris I : Mundiroh

Sekretaris II : Musfiroh

Bendahara : Awaliani K.M., S. Ag

Bidang Organisasi

Ketua : Musyarofah, S. Pd

Anggota : Maslikhah

Rini

Bidang Penelitian & Pengembangan

Ketua : Tatik Indanah, S. Ag

Anggota : Yulianan Widi A., SE

Suntari, S.Sos

Bidang Humas & Kerjasama

Ketua : Siti Rodiah

Anggota : Ratna Sulistiyarini

Nurjanah

Bidang Kesra, Sosial & Ekonomi

Ketua : Cicik Nursilowati,

A.Md. Pd

Anggota : Sri Muaenah

Annisa Yusuf

Penutup

“Bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain” merupakan pendekatan pembelajaran di PAUD. Pembelajaran Holistik mengandung arti bahwa seluruh system yang melengkapi proses tumbuh kembang anak, berpusat dan terintegrasi pada pendidikan anak usia dini yang berorientasi untuk kepentingan terbaik bagi anak (The Best Interest of the Child)

Semoga dengan kebersamaan kita dalam mendidik anak, dan kepedulian kita semua dalam mewujudkan pendidikan anak usia dini yang berkualitas, akan membawa kemajuan pendidikan di Indonesia tercinta.

PNFI BERHIMPUN!!!

KETENAGAAN PNF BERHIMPUN KENAPA?

Memahami kembali arti kita sebagai individu itu penting, memahami kembali tentang kita sebagai bagian integral dari masyarakat juga penting. Kita tidak bisa bahkan tak pernah akan bisa hidup munfarid-an (berserakan), kita butuh hidup berjamaah (berhimpun) karena setiap individu dalam satu bingkai kehidupan pasti saling membutuhkan, melengkapi dan saling ketergantungan. Apalagi dalam perspektif fenomenologis, banyak persoalan bersama yang patut kita sikapi, diantaranya tidak maksimalnya kerja dan kurangnya mutu pekerjaan kita di bidang PNFI. Hak-hak sebagai individu dan hak-hak sebagai Penilik PLS, Pamong belajar, Tutor, Pendidik, Instruiktur, Nara sumber teknis, acapkali diinjak-injak tapi kita hanya diam, cuek dan mutung sendiri-sendiri. Tak berdaya kita menyikapi penderitaan rakyat, kebrobrokan mental pejabat, dan lain-lain, itulah setting pikir kenapa kita harus berhimpun???

KETENAGAAN PNFI BERHIMPUN; PILIHAN TEPAT DAN WARAS!

Ingin menjadi tutor, instruktur, NST, pendidik yang hanya dengan mengandalkan ijazah ? atau menjadi tutor, instruktur, NST, pendidik yang hanya memiliki skill, atu ketrampilan tukang saja ?

Logika mana yang mengiyakan pertanyaan pertama, padahal kita belajar dengan keilmuan dan pengajar-pengajar yang hanya sekejab dengan system yang selalu berubah-ubah. Dan logika mana yang mengiyakan pertanyaan ke dua, padahal dunia kerja bukanlah dunia teks mati yang tertulis dalam ijazah, melainkan dunia skill yang menuntut orang harus memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta didukung oleh kematangan mental-emosional dan ketangguhan sosialitas.

Maka itu menjadi kaharusan bagi kita bahwa Himpunan ( pendidik PAUD, Tutor Paket B, Tutor Paket C, Tutor Paket A), himpunan Palasaba dan himpunan Pamongsaba harus menjadi “perguruan tinggi atau gudang ilmu” ke-dua kita.

Asal perlu diberi catatan bahwa berhimpun disini tidak hanya untuk sebuah penghabisan dana, sarang pungutan liar, dan sekedar formalitas melainkan sebuah himpunan yang terdiri dari para pendidik PNFI yang memiliki akal yang waras, yang siap memberdayakan dan mengaktualisasikan potensi masyarakat. Dan Harapan akhirnya himpunan pendidik PNFI ini bisa mejadi wadah progersif professional yang memiliki semangat merubah diri, belajar dan berproses kemudian melahirkan etos juang dan ikut memberikan kontribusi kepada bangsa dan Negara, Wallahu a’lamu bishawaab.(su7ud m. )